Pandangan Hidup Melayu
Pandangan hidup adalah suatu konsep yang dimiliki oleh masyarakat atau komunitas tertentu, bertujuan untuk menanggapi dan menerangkan segala permasalahan yang berkaitan dengan Tuhan, manusia dan alam. Setiap masyarakat selalu memiliki pandangan hidup tersebut, begitu pula dengan masyarakat Melayu. Di sini akan dijelaskan mengenai pandangan hidup orang Melayu berkenaan hubungan manusia dengan Tuhan, dengan alam dan hubungan sesama manusia. Secara khusus, pandangan tentang manusia akan diperinci lagi menjadi tiga bagian, yaitu tentang keluarga, pemimpin dan masyarakat. Dalam praktiknya, salah satu bentuk pandangan hidup berkaitan dengan hubungan sesama manusia ini adalah banyaknya pantangan dan larangan dalam kehidupan masyarakat Melayu.
1. Tentang Tuhan.
2. Tentang Alam.
3. Tentang Manusia.
4. Tentang Keluarga.
5. Tentang Masyarakat.
6. Tentang Pemimpin.
7. Tentang Pantangan dan Larangan.
8. Tentang Makhluk Halus
Tentang Tuhan
Pandangan orang Melayu terhadap agama Islam sangat kental, sehingga muncul konsep bahwa Melayu identik dengan Islam. Bagi orang Melayu, konsep tersebut bukanlah sebatas slogan karena hal tersebut benar-benar diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bila ada orang Melayu yang murtad (keluar dari agama Islam), maka ia tidak lagi dikatakan sebagai orang Melayu. Sebaliknya, bila ada orang Cina yang hidup di tengah masyarakat Melayu masuk Islam, maka dia dikatakan masuk Melayu.
Oleh sebab Melayu sinonim dengan Islam, maka Tuhan yang patut disembah adalah Allah. Proses ini pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang melekat dalam kebudayaan Melayu, sehingga menjadi suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan bagi orang Melayu, Islam, dan Allah. Maka terjadilah proses timbal balik antara Melayu dan Islam dengan segala dimensinya sebagai sebuah sistem yang saling mengisi.
Budaya Melayu memiliki nilai-nilai luhur yang sudah teruji kehandalannya, dan selama ratusan tahun yang silam dijadikan jatidiri masyarakatnya. Nilai-nilai inilah yang diyakini dapat mengangkat marwah, harkat, dan martabat kemelayuan dalam erti luas dan mampu menghadapi cabaran atau tantangan zaman. Dalam adat resam Melayu, nilai-nilai dimaksud disimpulkan ke dalam ungkapan-ungkapan adat, yang disebut sebagai Sifat yang Duapuluh Lima atau Pakaian yang Duapuluh Lima. Orang tua-tua Melayu percaya, siapapun yang menjadikan sifat ini sebagai jatidiri-nya atau sebagai pakaian hidup-nya, tentulah akan menjadi orang, yakni menjadi manusia yang sempurna lahiriah dan batiniah. Salah satu dari 25 sifat tersebut menjelaskan tentang pandangan orang Melayu terhadap Tuhan, yaitu:
Sifat tahu asal mula jadi, tahu berpegang pada Yang Satu
Yakni sifat yang menyadari dirinya sebagai manusia (makhluk) yang diciptakan oleh Allah, dan menyadari dirinya sebagai hamba Allah. Kesadaran ini mendorongÂnya untuk bertaqwa kepada Allah, mematuhi semua peÂrintah Allah, menjauhi semua laranganNya, dan berusaha untuk menjadikan dirinya sebagai hamba Allah yang saleh agar mendapatkan kesejahteraan di dunia dan sejahtera pula di akhirat. Dengan kesadaran ini akan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya, akan menjadikan dirinya sebagai manusia yang berguna bagi sesama makhluk Allah, dan bertanggungjawab terhadap pelestariÂan alam ciptaan Allah. Di dalam ungkapan disebutkan:
Tahu asal mula kejadianTahu berpegang pada Yang SatuHamba tahu akan TuhannyaMakhluk tahu akan Khaliknya
Yang agama berkokohanYang iman berteguhanYang sujud berkekalanYang amal berkepanjangan
Sesama manusia ia bergunaSesama makhluk ianya elokDi dunia ia bertuahDi akhirat beroleh berkah
Budaya Melayu adalah budaya yang menyatu dengan ajaran agama Islam. Nilai keislaman menjadi acuan dasar budaya Melayu. Karenanya, budaya Melayu tidak dapat dipisahkan dari Islam, sebagaimana tercermin dari ungkapan adat: Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah; Syarak mengata adat memakai, syah kata syarak, benar kata adat; Bila bertikai adat dengan syarak, tegakkan syarak, dan sebagaiÂnya. Bagi orang Melayu, agama Islam adalah aturannya.
Budaya Melayu
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang berbudaya. Kebudayaan bisa didefinisikan sebagai sistem terintegrasi di masyarakat yang berkaitan dengan nilai, kepercayaan, perilaku, dan `artifak。Dalam perjalanan sejarah manusia, kebudayaan inilah yang membedakan antara manusia atau komunitas yang satu dengan lainnya. Kebudayaan Melayu yang dibahas dalam portal ini tidak terlepas dari unsur-unsur yang telah didefinisikan diatas. Secara rinci, hal itu menyangkut unsur-unsur kebudayaan yang universal, yaitu pandangan hidup, kesenian, sastra, kuliner, upacara adat, peralatan (teknologi), busana, artifak, bahasa, bangunan, pengobatan tradisional dan hukum adat Melayu.
1. Pandangan Hidup Melayu.
2. Bahasa Melayu.
3. Kesenian Melayu.
4. Sastra Melayu.
5. Kuliner Melayu.
6. Upacara Adat.
7. Peralatan.
8. Busana Melayu.
9. Artefak Melayu.
10. Bangunan Melayu.
11. Pengobatan Tradisional Melayu.
12. Hukum Adat Melayu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan